Thursday 8 August 2019

Peran dan Kedudukan Ulama Itu Vital



Ulama itu bagaikan lentera penerang dalam kegelapan dan menara kebaikan
Keutamaannya atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang
Perumpamaannya disuatu negeri, bagaikan mata air tawar yang menyejukan

Ulama adalah manusia yang memiliki kedudukan mulia
Ia merupakan pembimbing bagi segenap manusia
Ia juga pengingat di saat manusia lupa dan alpa

Ulama di muka bumi ini bagaikan bintang-bintang
Apabila ia muncul, jalan manusia akan terang benderang
Apabila ia tiada, manusia akan bingung tak karuan

Ulama itu dijadikan petunjuk arah oleh umat manusia
Ia akan menuntun umat kepada cinta dan ridha Allah subhanahu wata'ala
Menuju jalan yang dirahmati-Nya ke surga

Kedudukannya sungguh besar dan mulia
Semua ikan yang ada di lautan memintakan ampun untuknya
Malaikat dengan sayap-sayapnya pun menaunginya

Menghormati ulama itu bukan berarti kita mengkultuskannya
seakan-akan ulama tidak pernah berbuat salah
Akan tetapi kita mengikutinya ketika ia sesuai dengan kitabullah
Dan juga turut sunnah Rasulullah

Ulama itu adalah pewaris para nabi
Apabila ucapannya tidak sesuai maka jangan kita ikuti
Dengan itu bukan karena kita tidak menghormati
Tetapi tentunya Allah dan Rasul-Nya lebih kita ikuti

Imam Syafi’i juga memberikan petuah:
“Apabila dalam bukunya terdapat ketetangan yang bertabrakan dengan sabda Rasulullah
Kita diharuskannya mengikuti sabda Rasulullah
Dan membuang pendapatnya jauh-jauh

Bagi umat, hidupnya ulama merupakan harta ghanimah
Sedangkan wafatnya merupakan musibah
Karena ia adalah lambang kekokohan umah
Juga sebagai sumber ilmu dan hikmah
Sehingga ia acapkali menjadi sosok yang berpengaruh dalam sejarah

Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sekaligus dari para hamba
Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama
Sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang alim
maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin

Namum umat harus ingat
Menurut Imam Al-Ghazali ulama itu ada yang ulama su’ dan ulama akhirat
Yang pertama adalah ulama yang hanya disibukkan dengan mencari kekayaan dan kekuasaan sesaat
Sebagai antitesisnya adalah ulama akhirat yang memiliki sifat dan karakteristik sebaliknya yang hebat
(Abu Hamid Al-Gazali, Ihya Ulumuddin, juz I hal 80)




No comments:

Post a Comment