Thursday 20 September 2018

Pentingnya Mengisi & Memenej Waktu Dengan Baik dalam Menggapai Kesuksesan

(https://elangjalanan.net)


Oleh: Nabil Abdurahman

Khutbah I

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونتوب إليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبيّ بعده، فبلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح الأمة وجاهد في الله حق جهاده حتى أتاه اليقين وترك أمتَه على المحجَّة البيضاء ليلُها كنهارها لا يزيغ عنها إلا هالك، اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين ومن تبعهم بإحسان الى يوم الدين.
أما بعد: فيا عباد الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون. فقال الله تعالى في القرآن الكريم بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم : {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} (ال عمران : 102)

Ma’asyiral Muslimin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah…
Ba’da hamdalah, shalawat dan salam kepada Rasulullah saw, saya selaku khatib berwasiat, baik bagi diri khatib sendiri, maupun bagi hadirin sekalian: Marilah kita bersama-sama saling mengingatkan dan menasehati akan pentingnya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Dimana di dalam Al-Qur’an, Alah swt telah berfirman lebih dari 50 kali dengan kalimat “Ittaqullâh” (bertakwalah kalian kepada Allah). Pengulangan yang cukup banyak ini menunjukkan bahwa takwa sangatlah penting artinya bagi setiap muslim, karena sesungguhnya keimanan dan ketaqwaan itu merupakan kunci menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat. Yaitu dengan cara imtitsalu awamirillah waj tinabu nawahihi (menjalankan segala perintah Allah dan menjahui segala larangan-Nya).

Ma’asyiral Muslimin.. Sekitar satu minggu lagi dari sekarang, tepatnya yaitu pada hari rabu tanggal 18 bulan maret ini, kalian siswa-siswi SMAT al-Ma’shum Mardiyah ini akan melaksanakan US untuk kelas 12, dan UTS untuk kelas 11 & 10. Begitu juga untuk siswa-siswi SMPT-nya. Yang mana fungsi dan tujuan dilaksanakannya ujian tersebut adalah untuk mengukur pencapaian hasil belajar kalian selaku peserta didik dalam menyerap ilmu-ilmu pengetahuan yang diajarkan di MM ini. Sehingga sukses tidaknya kalian dalam belajar di MM selama rentang waktu yang sudah kalian tempuh tersebut bisa diketahui secara nilai nominal.

Namun, kesuksesan kalian sebagai pelajar muslim yang beriman, tentu tidak hanya diukur dari kesuksesan menggapai nilai nominal dari ujian saja, tetapi dari nilai-nilai lainnya, dan yang paling utama adalah nilai-nilai ibadah kalian dan kita semuanya selaku mahkluk Allah yang tidak diciptkan kecuali hanya untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah di dalam QS.Adz-Dzariyat: 56, juga yang tak kalah pentingnya adalah nilah akhlak terpuji kalian dan kita semuanya selaku umat Nabi Muhammad saw yang telah memberikan contoh nyata bagi kita sebagai seorang hamba Allah yang sukses dalam menerapkan akhlak terpuji dalam kehidupannya, sehingga Beliau didaulat oleh Allah swt di dalam QS. Al-Qalam: 4 sebagai hamba yang berbudi pekerti yang agung.

Untuk itu, agar kalian sebagai pelajar, dan kita semuanya sebagai seorang muslim, dapat menggapai kesuksesan, baik didunia maupun diakhirat, salah satu kuncinya adalah dengan selalu memperhatikan, mengisi dan mengatur/memenej waktu dengan baik. Karena kesuksesan dan kegagalan seseorang erat sekali kaitannya dengan kemampuan mengisi dan memenej waktu. Jika ia mampu menggunakan waktu yang Allah berikan kepadanya untuk selalu meningkatkan keimanan, ilmu, amal shaleh dan aktifitas-aktifitas di jalan Allah, maka ia akan menjadi orang yang beruntung dan sukses. Namun sebaliknya, jika ia gagal memanfaatkan waktu yang ia lewati untuk memperkuat keimanan, memperbanyak ilmu, amal shaleh dan aktifitas-aktifitas di jalan Allah, maka ia dipastikan akan menjadi orang yang gagal, merugi di dunia dan terlebih lagi di akhirat.

Untuk itulah, melalui khutbah Jum’at kali ini, khatib ingin menyampaikan sebuah materi tentang:  “Pentingnya Mengisi & Memenej Waktu Dengan Baik dalam Menggapai Kesuksesan”.

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh...
Setiap waktu dari mulai detik, jam, hari, pekan, bulan dan tahun yang sudah kita lewati, mustahil dapat diganti dan diulangi. Setiap menit dan jam yang sedang kita lewati, mustahil dapat kita perpanjang sendiri, kecuali atas kehendak Allah swt. Itulah sunnatullah (hukum Allah) dalam kehidupan dunia ini. Oleh sebab itu, bagi seorang pelajar dan kita semua sebagai seorang muslim yang beriman, “waktu” itu merupakan karunia Allah yang sangat mahal dan tak ternilai harganya, maka kita jangan menyia-nyiakan anugrah ini dalam kehidupan kita sehari-hari.

Di dalam beberapa ayat-ayat al-Qur’an, Allah swt telah mengisyaratkan tentang mahalnya nilai waktu tersebut, yaitu dengan seringnya Allah bersumpah dengan menggunakan waktu, seperti: wadduha (demi waktu dhuha), wallaili (demi waktu malam), wannahari (demi waktu siang). Bahkan di dalam QS. Al-‘Ashr Allah swt telah menggunakan sumpah “wal-‘ashri” (demi masa) untuk menunjukan mana manusia yang sukses dan beruntung, dan mana manusia yang gagal dan merugi:

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(3)

Kata al-ashr yang ada di dalam ayat tersebut, setidaknya telah diartikan oleh beberapa mufasir dengan 3 makna, yaitu: (1). Ad-Dahr (masa), (2) Al-lailu wan-nahar (waktu malam dan siang) dan (3) Al-‘asyiy (waktu petang).

Dari tiga pengertian al-ashr diatas sudah cukup melingkupi setiap waktu yang melekat dan dialami manusia. Maka dengan bersumpahnya Allah atas nama makhluk yang Ia ciptakan sendiri, yaitu yang bernama “masa” atau ‘waktu’, ini menunjukan betapa agungnya atau sangat berharganya ‘waktu’ tersebut.

Demi masa atau demi waktu, sesungguhnya manusia dalam kerugian. Dengan kalimat tersebut Allah swt menegaskan bahwa seluruh waktu manusia ada dalam keadaan merugi. Hal ini menunjukan bahwa kerugian itu seolah-olah melingkupi seluruh waktu manusia, sehingga manusia setiap detiknya bergelut dengan kerugian itu.

Namun setelah itu Allah swt menggunakan huruf istitsna (illa) yang artinya “kecuali” sebagai takhshish yaitu إخراج بعض أفراد العام (Mengeluarkan sebagian anggota yang umum), maksudnya adalah bahwa dari sekian banyak manusia yang waktunya dilingkupi oleh kerugian tersebut, ada sekelompok orang yang dapat keluar dan membebaskan diri dari kungkungan kerugian terhadap waktu mereka tersebut, bahkan mereka akhirnya menjadi orang yang sukses di dunia dan di akhirat. 

Mereka itu adalah  kelompok orang-orang yang mampu mempergunakan, mengisi dan memenej waktu yang telah dianugrahkan Allah kepada mereka tersebut, untuk diisi dengan menanamkan keimanan dan memperkuatnya, beramal saleh dengan segenap anggota badan dan seluruh kemampuannya, yang didalamnya termasuk selalu taat beribadah, menghiasi diri dengan berakhlak mulya dan sukses dalam menuntut ilmu. Lalu diikuti dengan selalu nasehat-menasehati supaya konsisten dalam keimanan dan menjalankan amal shaleh tersebut, dan agar selalu bersabar dalam menjalankan keimanan dan menjalankan amal shaleh tersebut dimanapun dan dalam keadaan apapun.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa ayat ini menunjukan bahwa kesuksesan yang haikiki seorang manusia, ada erat kaitannya dengan managemen waktu yang baik yang selalu diisi dengan sejumlah perkara-perkara tadi.

Maka tidak ada alasan bagi kalian selaku pelajar muslim untuk tidak mempergunakan waktunya dengan kegiatan beribadah, barakhlak mulya dan tentunya belajar yang baik dan ulet. Tidak ada tempat bagi seorang manusia di dunia ini yang tidak mengisi waktunya dengan hal-hal berguna, kecuali akan dia dapatkan satu kerugian atau malah bencana yang besar.

Demikian Allah sampai menegaskan dalam sumpah-Nya “demi masa”. Hal itu menunjukan bahwa kita harus waspada dengan waktu kita yang akan terbuang percuma, karena tidak main-main akibatnya. Maka sungguh tepat dalam ungkapan bahasa Arab yang mengatakan: al-waktu kash-shaif (waktu itu bagaikan pedang), diamana ia yang senantiasa akan menebas dan memupus harapan dan masa depan kita apabila kita lalai terhadapnya.

Oleh karena itu, ingatlah bahwa kesempatan yang sudah terlewati itu tidak akan datang kembali untuk dua kalinya. Setiap detik, menit, jam dan hari pada saat ini adalah momen terbaik untuk kita berbuat, bertindak, dan berkarya. Menunda-nunda waktu berarti memupus kesempatan terbaik yang Allah anugerahkan kepada kita, sebab kita tidak akan pernah tau apa yang bakal terjadi besok, apakah kelapangan seperti yang saat ini kita abaikan atau justru kesempitan yang tidak kita perhitungkan. Allah swt berfirman dalam QS. Luqman: 34

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: “… Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Maka dengan usia kalian yang masih remaja, dengan kesempatan terbaik yang masih tersisa, akankah kalian biarkan waktu ini dalam kesia-siaan ataukah akan kalian isi dengan kegiatan beribadah, barakhlak mulya dan tentunya belajar yang baik dan tekun?

Ma’âsyiral muslimîn...
Untuk itu agar kalian sebagai pelajar dan kita semuanya sebagai muslim yang beriman, bisa berhasil dalam mengisi dan memenej waktu dengan baik dan maksimal, sehingga kita semuanya menjadi orang yang sukses di dunia dan diakhirat, disamping dengan selalu menumbuhkan kesadaran betapa mahalnya nilai waktu yang dianugrahkan Allah kepada kita sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, setidaknya ada lima (5) kunci sukses lainnya yang perlu kita lakukan :

1. Menyadari betul betapa waktu kita di dunia ini sangatlah terbatas dan sangatlah pendek, apalagi masa kalian selama mengenyam pendidikan di MM ini sangat lebih pendek lagi jika dibandingkan dengan keseluruhan perjalanan hidup kalian menuju Allah, khususnya sejak kalian dilahirkan ke muka bumi ini sampai ke akhirat kelak. Apalagi jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat nanti, maka masa kehidupan di dunia ini seoalah-olah tidak ada apa-apanya, karena masa kehidupan diakhirat adalah tempat kembali yang kekal. Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah/2: 28

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا، فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Artinya: “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati (tidak ada), maka Allah hidupkan kamu, kemudian Dia akan matikan kamu, kemudian Dia akan hidupkan kamu (kembali) dan kemudian kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan”.

2. Menyadari betul bahwa masa hidup kita di dunia ini adalah jembatan menuju kehidupan kita diakhirat nanti, maka kesuksesan akhirat adalah prioritas utama kita, dengan tanpa melupakan kesuksesan kita di dunia. Allah swt berfirman di dalam QS. Al-Qashash: 77

وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi…”

Oleh karena itu, jadikanlah masa di dunia ini sebagai ladang amal shaleh kita untuk investasi yang akan kita petik keuntungan sebesar-besarannya di akhirat kelak, sebagai pembuktian bahwa kita orang yang sukses secara hakiki. Allah swt berfirman di dalam QS. Ali Imran: 185

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ، وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.

3. Menyadari bahwa kesempatan hidup di dunia yang sementara ini ada batas dan hambatan yang harus kita lewati.

Paling tidak ada 5 perkara yang menjadi batas dan hambatan yang bisa menyebabkan kita gagal dalam mengisi dan memenej waktu dengan baik dan maksimal, yaitu masa tua, masa sakit, masa kefakiran, masa kesibukan dan waktu kematian. Karena itu, Rasulullah Saw. mengingatkan kita agar kelima batas dan hambatan tersebut dapat kita atasi dengan baik sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan Imam Al-Hakim dalam al-mustadraknya:

اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Pergunakan/jagalah lima masa sebelum datang lima masa lainnya; masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa fakirmu, masa luangmu sebelum datang masa sempitmu, dan masa hidupmu sebelum datang masa kematianmu”.

Kelima hal tersebut di atas adalah batas dan hambatan yang akan menyebabkan kita gagal dalam mengisi dan memenej waktu kehidupan kita di dunia ini. Namun, batas dan hambatan yang paling terbesar dalam kehidupan kita di dunia ini ialah kematian. Karena bila kematian tiba, tak ada lagi kesempatan sedikitpun untuk beramal atau memperbaiki diri, atau bertaubat sekalipun. Maka setelah itu penyesalan tidak akan berguna lagi, sebagaimana yang dijelaskan Allah dalam surat Al-Mukminun: 99 – 100

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ (99) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ، كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا

Artinya: “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja…”

4. Membuat planning (perencanaan) hidup dan manajemen waktu harian berdasarkan shalat fardhu lima kali sehari.

Hal ini disamping akan selalu mingingatkan kita akan pelaksanaan kewajiban menunaikan shalat 5 waktu tersebut, juga dampak pelaksanaannya yang mampu mengendalikan diri kita dan mencegahnya dari perbuatan keji dan mungkar, akan menumbuhkan semangat amal shaleh kita dan menjauhkan kita dari hambatan-hambatannya, sehingga amal shaleh kita akan selalu terus mengalami peningkatan kearah yang lebih baik.

Disamping itu juga, karena Allah swt telah mewajibkan kita shalat fardhu lima kali itu dalam rentang waktu sehari semalam, yang mana urutan dan jarak antara satu shalat dan shalat berikutnya sangat mengagumkan. Dimulai dari shalat subuh saat fajar menyingsing, dilanjutkan dengan shalat zhuhur saat mata hari melewati sedikit dari atas kepala kita, kemudian diteruskan dengan shalat ashar ketika bayang-bayang sudah sepanjang dirinya, dilanjutkan dengan shalat maghrib saat matahari tenggelam dan ditutup dengan shalat isya saat warna merah  muncul di sebelah barat.

Itulah patokan managemen pembagian waktu yang amat teliti dan tepat sesuai dengan kapasitas dan beban diri kita yang Allah ciptakan. Sehingga dengan itu kita bisa menjalankan berbagai aktivitas kehidupan yang berorientasi amal shaleh kita seperti beribadah, mencari rezki, menuntut ilmu, silaturahmi dan sebagainya dengan mudah, dan sekaligus dapat memenej istirahat dengan baik sesuai dengan kodrat kemanusiaan kita.

5. Sabar dalam menjalankan semua aktifitas kehidupan yang berorientasi amal shaleh kita sesuai dengan planning hidup dan manajemen waktu yang kita buat secara baik tersebut.

Menyusun planning hidup dan manajemen waktu berdasarkan shalat fardhu mungkin tidak terlalu susah. Namun menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari cukuplah sulit. Lebih sulit lagi menjaganya terus menerus sehingga menjadi ‘adah (kebiasaan hidup) sehari-hari kita.

Maka dari itu, diperlukan semangat baja, tekad yang kuat yang tak kenal menyerah dan putus asa. Dan untuk meraih itu semua, sabar adalah kata kuncinya. Karena itulah Allah swt. di dalam surat al-‘ashr yang telah dibahas diatas, telah menunjukan bahwa agar kita sukses, diantara kuncinya adalah agar selalu bersabar dalam menjalankan keimanan dan menjalankan amal shaleh dimanapun dan dalam keadaan apapun. Bahkan di dalam QS. Azzumar/39: 10 Allah swt menunjukan bahwa kesabaran dalam beramal shaleh atau kebaikan adalah kunci meraih kesuksesan, karena dengan itu dia akan mendapatkan kebaikan di dunia dan ganjaran tanpa batas dari Allah diakhirat nanti:

قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ، لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ، وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ، إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ


Artinya: “Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang beriman bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”.

Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh...
Demikianlah khutbah ini, semoga bermanfaat bagi kita semua, yang dituntut untuk mengisi dan memenej waktu dengan baik, agar kesuksesan menyertai kita semuanya, baik di dunia, maupun yang paling utama adalah di akhirat. Dan semoga Allah selalu menjaga niat dan orientasi hidup kita dalam melaksanakan semua amal shaleh kita. Dan Dia berkenan membimbing kita ke jalan-Nya yang lurus, yaitu jalan para nabi, shiddiqin, syuhada dan sholihin. Allahumma aamiin. 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْر الْحَكِيْمِ، وتقبّل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ من كل ذنب فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ



Khutbah Kedua
 الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. 
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ…. فَقَال تَعَالَى في القرآن العظيم بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم : {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ}..

وأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ إِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وثالث بكم أيها المؤمنون، فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: ” إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأّيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا “.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نبينَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ نبينَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى نبينَا إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ نبينَا إِبْرَاهِيْمَ…. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِيْهِمْ بإحسان إلى يوم الدين…

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إنك سميع قريب مجيب الدَّعَوَات…
اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَالله: اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكم بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يذكركم وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَر والله يعلم ما تصنعون.
وأقم الصلاة.

No comments:

Post a Comment