Thursday 26 July 2012

Metafisika Aristoteles dan Kedudukannya di Kalangan Para Ulama Muslim

(www.apakabardunia.com)


Oleh: Nabil Abdurahman


Pendahuluan

Aristoteles adalah salah satu filsuf Yunani yang paling berpengaruh terhadap perkembangan filsafat. Dialah satu dari tiga filsuf yang hidup di masa keemasan filsafat Yunani Kuno, yaitu selain Sokrates dan Plato, sehingga ia dikenal di kalangan cendikiawan Islam sebagai si Guru Pertama (al-Mu'allim al-Awwal).

Salah satu gagasan yang ia kemukakan di dalam bidang filsafat ini adalah tentang "Metafisika" yang secara arti dasarnya adalah "mengikuti fisika" atau "setelah fisika" (ta meta ta physica), yaitu suatu pemikiran filsafat yang ada kaitannya dengan pengetahuan tentang segala "yang ada". Namun istilah "metafisika" ini tidak dipakai oleh Aristoteles sendiri, tetapi diperkenalkan oleh Andronikos Nikolaus dari Rhodos atau Damaskus dimasa kemudian, yaitu ketika ia menerbitkan karya Aristoteles tersebut sekitar abad 70 SM. Sedangkan Aristoteles sendiri ketika itu menyebutnya dengan "filsafat pertama"[1].

Makalah ini akan mengkaji pemikiran filsafat Aristoteles tentang "metafisika" dan meneropong bagaimana para ulama Islam memandang filsafatnya tersebut.